Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Profesor Teknik Amerika Bikin Sensor Covid-19 pada Smartphone

 Profesor Teknik Amerika Bikin Sensor Covid-19 pada Smartphone
Virus Corona (Ist)
NewsTekno -  Profesor dari University of Utah, Massood Tabib-Azar, mengembangkan sensor deteksi Covid-19 yang terhubung dengan teknologi Bluetooth smartphone. Dia mengklaim bahwa alat tersebut dapat membantu mendeteksi berbagai virus, termasuk pelacakan penyakit yang disebabkan virus corona, dalam waktu 60 detik.

Tabib-Azar yang juga insinyur utama dalam proyek itu mengatakan, dirinya sudah memulai proyeknya sekitar 12 bulan yang lalu. "Ide utamanya adalah memungkinkan orang untuk memiliki sensor pribadi mereka untuk mendeteksi Zika di tempat-tempat yang mereka kunjungi," ujar dia, seperti dikutip laman Fox13now, Senin, 11 Mei 2020.

Para peneliti mengatakan jika seseorang bernapas, batuk, bersin, atau meniup sensor, itu akan dapat mengetahui apakah seseorang menderita Covid-19 atau tidak. Jika virus ada, untaian DNA pada sensor akan mengikat protein virus dan hambatan listrik diukur dalam perangkat akan menandakan hasil positif, hasilnya akan ditampilkan pada smartphone.

Tabib-Azar berencana akan mengambil sensor virus Zika dan memprogramnya untuk mengidentifikasi Covid-19 sebagai gantinya. "Prototipe kami akan berukuran sekitar seperempat dari ponsel dan akan terkoneksi dengan ponsel menggunakan bluetooth," katanya.

Menurut Tabib-Azar, itu juga bisa menguji virus di permukaan dengan menggunakan swab dan menempatkannya ke sensor, serta memungkinkan mengirim hasilnya ke lembaga kesehatan juga.

"Anda akan menekan tombol dan itu dapat mengirim ke lokasi pusat, Pusat Pengendalian Penyakit, atau otoritas lain yang akan Anda pilih dalam opsi Anda dan kemudian secara real time dapat memperbarui peta," kata Tabib-Azar.

Secara teori, ini bisa bekerja dengan aplikasi Healthy Together yang dikembangkan untuk negara bagian Utah dan aplikasi pelacakan Covid-19 lainnya. Sensor akan dapat digunakan kembali karena dapat menghancurkan sampel sebelumnya dengan arus listrik kecil yang memanaskan dan menghancurkan virus.

Pada prinsipnya, Tabib-Azar berujar, pengguna dapat menempatkan perangkatnya di tangan. "Begitu kami memproduksinya dalam skala besar dengan biaya murah, maka itu akan menjadi barang yang ingin dimiliki semua orang," tutur dia.

Prototipe ini akan berfungsi sekitar dua bulan lagi dan akan dikirimkan untuk uji klinis lebih dulu yang berlangsung sekitar sebulan. Sehingga, perangkat itu diperkirakan tersedia secara umum sekitar tiga bulan lagi.

"Dengan cara ini Anda dapat menguji diri sendiri setiap setengah hari, atau kapan saja Anda inginkan, dan memiliki ketenangan pikiran bahwa Anda sehat dan lingkungan Anda sehat," kata Tabib-Azar.

Perangkat ini dapat memberi dokter gambaran yang lebih jelas dan akurat tentang di mana hot spot Covid-19 berada dan memungkinkan mereka mengumpulkan hasil tes dengan lebih mudah. Dalam proyek ini, Tabib-Azar menerima hibah US$ 200 ribu dari National Science Foundation Rapid Response Research untuk mengembangkan sensor portabel tersebut. [Blog Teknisi]

FOX13NOW | NATIONAL SCIENCE FOUNDATION RAPID RESPONSE RESEARCH | TEMPO

Posting Komentar untuk " Profesor Teknik Amerika Bikin Sensor Covid-19 pada Smartphone "

close